Demokrasi, Pangan Dan Raut Wajah Di Sudut-Sudut Kampung

Oleh: Teguh Anantawikrama

Bahwa gagasan harus dikedepankan yang utama bagaimana kita menjadi lumbung pangan dunia dan pengusaha kecil selalu jadi bagian dari rantai pasok, semua Capres harus berani bicara mengeluarkan idenya soal itu. Dialektika kita harus berani menyentuh hal-hal yang mendasar memang diperlukan rakyat, karena ketika rakyat lapar mereka mudah dibakar dengan isu politisasi identitas dan hal lain.

Bacaan Lainnya

Saat ini dikampung-kampung kita melihat rakyat bertaruh menghadapi waktu, mereka memerlukan uluran tangan elite, memerlukan informasi yang tepat soal leadership para Capres terutama dalam menangani ancaman krisis baik pangan, usaha rumah tangga dan seterusnya

Para elite berbagai koalisi Capres harus berani mengganti juru bicara Capres yang memicu kegaduhan ditengah rakyat kecil yang mudah disulut kala perut mereka lapar atau pemahaman persatuan mereka minim.

Jangan lagi serangan bersifat pribadi Capres begitu kencang mengalahkan dashyatnya kampanye ide-ide para Capres

Presiden Jokowi mengingatkan juga agar para pendukung dibawah gontok-gontokan padahal para Capres sudah ngopi bareng

Mari kita semua menikmati demokrasi yang santun, jika kita seorang beragama tentu kita tahu bahwa Allah tak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan, misal memenuhi udara informasi publik dengan kalimat-kalimat kasar antar pendukung Capres dan lainnya. Seolah tak boleh ada orang yang berbeda pendapat berdiri di depan kita

Kuat dan beradabnya demokrasi kita hari ini semoga Allah menjaga kita selalu dan semakin baik dan Allah menggagalkan upaya-upaya yang membuat demokrasi kita jadi terhinakan dan memicu kerusuhan lalu jadi bangsa gagal atasi krisis pangan dunia kedepan. Hanya Kepada Allah kita berharap agar kita dapat menjaga persatuan hati dan kualitas demokrasi kita

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *