Dalih Dinsos Nenek Sumriyah Tak Dapat Bantuan

Kondisi rumah Sumriyah, (55), warga Dusun Lembung, Desa Pasean, Kecamatan Kota, Kabupaten Sampang.

Sampang, Korek.id -Sumriyah (61) nenek janda tua, warga asal Dusun Lembung, Desa Pasean, Kecamatan/ Kabupaten Sampang, Madura, tak tersentuh bantuan dari pemerintah daerah setempat. Pasalnya Dinsos Sampang berdalih karena yang bersangkutan tidak terdaftar.

Menurut Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Sampang, melalui Kepala Bidang (Kabid) Linjamsos, Erwin Elmi Syahrial mengatakan, penyebab Ibu Sumriyah tidak pernah tersentuh bantuan. Kamis (21/01)

Bacaan Lainnya

Seperti program BPNT dan PKH maupun KIS lantaran data kependudukannya tidak terdaftar di data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS) milik Kementerian Sosial.

Maka untuk mendaftar agar bisa masuk ke DTKS warga tersebut harus melakukan pembaruan data kependudukannya terlebih dahulu.

“Harus melakukan pembaruan data kependudukannya ke Dispendukcapil terlebih dahulu,” jelasnya.

Karena secara aturan agar menerima bantuan baik itu program BPNT/ PKH harus terdaftar di data DTKS.

Dengan persyaratan warga tersebut harus memiliki Kartu Keluarga (KK), KTP, dan surat keterangan tidak mampu dari pemerintah desa setempat.

Erwin juga mengatakan, untuk mengurangi beban ekonomi Ibu Sumriyah dalam waktu dekat pihaknya akan memberikan bantuan logistik.

“Insya Allah akan kami datangi dalam waktu dekat ini,” Pungkasnya.

Seperti yang diberitakan sebelumnya, Kondisi rumah tidak layak huni ini, terus ditempati Sumriyah karena kenangan dari almarhum suaminya, bahkan kemaren sempat atap dalam kamar runtuh karena bangunan yang tidak terlalu kokoh” ucap Mattali salah satu anak yang rumahnya berada tidak jauh dari lokasi rumah ibunya. Selasa (19/01).

Menurut Mattali ibu tidak mau diajak tinggal bersama dirumah kami, dan tetap bertahan dirumah peninggalan bapak, padahal kami selaku anak sangat khawatir jika sewaktu-waktu rumah ambruk.

“Rumah ibu kami memang sudah 4 kali didatangi orang yang ingin membantu mengajukan bantuan rehab rumah, namun hingga saat ini bantuan tersebut tak kunjung ada, kami sebagai keluarga yang ekonomi pas-pasan pasrah saja dan menerima apa adanya,” Jelas Mattali yang juga sebagai buruh serabutan.

Sementara Sumriyah mengatakan, ia tetap ingin bertahan dirumah peninggalan almarhum suaminya, memang saat hujan turun banyak genteng dan atap mulai bocor, bahkan kalau banjir untuk sementara waktu saya mengungsi ke rumah anak.

“Kami hanya berharap ada bantuan pemerintah untuk memperbaiki rumah warisan almarhum suaminya, anak saya 4 dan sudah berpisah dengan keluarga masing-masing,” harapnya sambil mata berkaca-kaca.

Penulis: Redaksi
Editor: Aida

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *