Bangkalan, Korek.id – Uji coba pembelajaran tatap muka (PTM) tingkat SD dan SMP di Kabupaten Bangkalan resmi gelar hari ini Senin (23/11).
Uji coba pembelajaran secara langsung ditengah pandemi COVID-19 ini dilaksanakan di delapan kecamatan berstatus zona kuning. Diantarnya, Kecamatan Tanah Merah, Tragah, Tanjungbumi, Galis, Geger, Konang, Kokop, dan Klampis.
Pelaksanaan PTM itu hanya dilaksanakan satu jam setengah mulai dari jam 7:30-9:00 WIB. Siswa yang mengikuti pembelajaran itu pun hanya separuh. Dan bagi guru dan siswa yang kurang sehat dilarang masuk dalam kelas atau mengikuti pembelajaran.
Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Bangkalan Zainul Qomar mengungkapkan, pada hari pertama pelaksanaan PTM di 18 lembaga SD dan SMP berjalan lancar.
“Alhamdulillah laporan dari Korwil berjalan lancar semua,,” kata Qomar sapaannya.
Pihaknya menekankan kepada semua tenaga pendidik dan semua siswa dilarang masuk sekolah jika dalam kondisi kurang sehat. Karena dikhawatirkan muncul klaster baru COVID-19 dari lembaga sekolah tingkat SD dan SMP.
“Memang ada beberapa guru tadi tidak masuk karena kondisinya tidak sehat, dan kami memang melarang kalau kondisinya tidak sehat, kami suruh istirahat,” ucapnya.
Qomar mengatakan, bagi semua guru dianjurkan untuk melakukan rapid test sebelum masuk sekolah agar lebih aman saat melaksanakan PTM.
“Dan siswa saat cek suhunya lebih dari 37 keatas kami suruh pulang, kami juga takut,” tambah dia.
Perlu diketahui anggota Komisi D DPRD Bangkalan bersama Dinas Pendidikan mengontrol secara langsung pelaksanaan PTM hari pertama di SMPN 1 Tragah Bangkalan.
Ketua Komisi D DPRD Bangkalan Nur Hasan menyampaikan, pada hari pertama pelaksanaan uji coba PTM sudah menerapkan protokol kesehatan (prokes) yang dianjurkan pemerintah.
Yakni dengan menggunakan masker, siswa duduk jaga jarak, menyiapkan handsanitezer dan tempat cuci tangan, dan thermogun pengecek suhu.
“Duduknya jaga jarak 1 meter lebih,” kata Nur Hasan.
Politisi PPP itu berharap, penerapan prokes itu tidak hanya dilaksanakan pada saat dikontrol saja. Namun benar-benar dilaksanakan meskipun tidak di kontrol oleh tim dari Bangkalan.
“Apabila dalam dua minggu tidak terjadi klaster baru dari sekolah, kami berharap bisa diperluas ke lembaga yang lain,” tandasnya.
Penulis: Rusdi
Editor: Aida