Bangkalan, Korek.id – Kasus dugaan pemerkosaan kembali terjadi di Kabupaten Bangkalan. Kali ini dialami Bunga (nama samaran) warga Desa Kajuanak, Kecamatan Galis Kabupaten Bangkalan.
Wanita berusia 20 tahun itu diduga disetubuhi seorang pria berinisial M warga Desa Lomaer Kecamatan Blega Kabupaten Bangkalan sebanyak tiga kali. Parahnya, pelaku adalah seorang pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) di Kecamatan Blega.
Kronologis kejadian pemerkosaan itu terjadi pada tahun 2016 dan 2019. Kejadian pertama, pada tahun 2016 pelaku gagal menyetubhi korban. Pelaku pun terus berusaha untuk menikmati tubuh korban dengan segala cara.
Akhirnya, percobaan kedua pelaku berhasil gerayangi korban dikamarnya. Pelaku pun ketagihan, pada bulan September 2019 pelaku kembali melancarkan aksi bejatnya. Parahnya pelaku memperkosa korban disalah satu kamar pondok pesantren yang dipimpin.
Mengetahui kejadian yang dialami putrinya, ayahkorban berinisial R (42) melaporkan aksi bejat pimpinan Ponpes itu ke Polsek Blega. Karena ia tidak terima anak kesayangannya diperlakukan tak senonoh oleh pelaku.
Ayah korban melaporkan kasus pemerkosaan itu pada 7 Desember 2020 lalu. Sayangnya, laporan bernomor: TBL-B/14/XII/Res 1.4/2020/Reskrim/Bangkalan/SPKT.SEK.BLEGA tidak langsung ditindak cepat oleh polisi.
R merasa respon polisi sangat lamban dalam menangani kasus yang dialami putrinya. Padahal, dirinya telah melengkapi barang bukti seperti hasil visum dari rumah sakit dan pakaian korban saat diperkosa.
“Padahal anak saya sudah mengakui, bahkan sudah melakukan visum dua kali, kurang bukti apa kalau sudah begitu,” ungkap R saat dikonfirmasi, Sabtu (19/12).
R meminta pihak kepolisian untuk bergerak cepat dan segera menangkap pimpinan Ponpes itu. Sebab, kasus pertama yang dialami putrinya itu sudah 4 tahun berlalu.
“Saya minta kepada pihak kepolisian agar kasus ini segera di proses, karena ini sudah cukup buktinya,” tambah dia.
Sayangnya, saat dikonfirmasi Kapolsek Blega AKP Edy Tjayono Putra mengaku belum mengetahui laporan kasus dugaan pemerkosaan tersebut.
“Saya belum tau mas, saya sakit sudah satu minggu tidak ngantor mas,” singkatnya.
Penulis: Imam
Editor: Aida