Bangkalan, Korek.id – Beberapa pekan terakhir banjir melanda daerah Provinsi Jawa Timur. Dipulau Madura, ada tiga kabupaten dilanda banjir setinggi 40 cm hingga 1 meter.
Sementara di Kabupaten Bangkalan, banjir melanda dua kecamatan, yakni Kecamatan Arosbaya dan Blega. Banjir menyebabkan rumah warga terendam, sehingga harus mengungsi bahkan arus lalu-lintas lumpuh total.
Sedangkan banjir di Kabupaten Sampang, menggenangi diwilayah jantung kota. Jalan raya Kota Sampang tidak bisa dilewati oleh pengendara dan rumah-rumah warga tergenangi air.
Bencana serupa juga melanda Kabupaten Pemekasan. Sedikitnya empat kelurahan di kota gerbang salam itu terendam banjir setinggi dada orang dewasa.
Bencana banjir yang melanda tiga kabupaten di Madura itu diakibatkan intensitas hujan yang sangat tinggi disertai angin kencang. Sehingga air sungai meluap menggenangi rumah-rumah warga dan jalan raya.
Penanganan bencana banjir bukan hanya tanggungjawab pemerintah daerah tingkat kabupaten. Namun, Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov) juga memiliki peran penting untuk menangani banjir. Seperti normalisasi sungai, pembuatan waduk dan lain sebagainya.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan, bencana banjir yang terjadi dibeberapa daerah di Jawa Timur selain diakibatkan intensitas hujan tinggi, juga disebabkan pintu aliran air disungai rusak atau mampet. Sehingga, harus dilakukan pengerukan sedimentasi agar aliran air menjadi lancar.
“Pada saat musim kemarau nanti yang terjadi sedimentasi memang harus dikeruk,” ucap Khofifah usai bagikan bantuan sosial di pendopo Agung Bangkalan, Sabtu (19/12).
Khofifah menyampaikan, sebelum terjadi bencana banjir, BMKG telah memberikan peringatan kepada masyarakat. Selain itu, juga memberikan warning kepada pemerintah agar melakukan tindakan normalisasi aliran sungai untuk mencegah terjadinya banjir.
“Mitigasinya juga harus dilakukan bersama-sama. Kalau ada sedimentasi ya dikeruk, agar tidak meluber kerumah warga,” ujarnya.
Penulis: Rusdi
Editor: Aida