Bangkalan, Korek.id – Realisasi kartu tani di Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur ternyata masih rendah. Sebab, berdasarkan data dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (Dispertahorbun) Kabupaten Bangkalan hanya 22 ribu petani yang memegang kartu tani. Sementara, jumlah petani yang terdata di kota dzikir dan sholawat sebanyak 67 ribu.
Sejak tanggal 1 September 2020 telah menetapkan bahwa kartu tani menjadi sayarat bagi para petani untuk mendapatkan pupuk bersubsidi. Namun, hingga saat ini mayoritas petani di kabupaten ujung barat Madura itu tidak memiliki kartu tersebut.
“Saat ini kami sedang melakukan pendataan dan input data ke pusat,” ujar Chk Karyadinata Kasubbag perencanaan dan evaluasi Dinas Dispertahorbun Kabupaten Bangkalan , Selasa (22/09/2020).
Karyadinata mengaku, meski para petani sudah mendaftarkan diri, para petani tidak serta merta langsung mendapatkan kartu tani usai didata, melainkan harus diinput datanya ke pusat.
“Ada dua kegiatan yang sedang kita lakukan saat ini, yakni pendataan dan input data, serta sosialisasi,” kata dia.
Karyadinata menambahkan, bagi petani yang belum menerima kartu tani bisa ikut serta kepada kelompok tani untuk menebus pupuk bersubsidi.
“Dengan catatan harus terdaftar dan tergabung dalam kelompok tani,” imbuhnya.
Dia menyebutkan, para petani yang telah terdaftar di kelompok tani akan ada tembusan ke Dinas melalui Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) berupa data petani, seperti E-KTP.
“Baru setelah itu distributor bisa menyalurkan pupuk bersubsidi ke petani karena masih proses pendataan,” jelasnya.
Karyadinata menargetkan, sosialisasi dan pendataan petani ini bisa rampung pada akhir bulan September ini. Sehingga semua petani di Bangkalan bisa memegang dan memanfaatkan kartu tani secara merata.
“Agar para petani bisa segera menikmati pupuk bersubsidi dengan kartu tani itu,” pungkasnya.
Penulis: Imam Faikli
Editor: Aida