Bangkalan, Korek.id – Kasus dugaan pemerkosaan oknum pengasuh pondok pesantren kepada santrinya di Kecamatan Blega terus didalami petugas kepolisian Polres Bangkalan.
Aktivis perempuan Bangkalan yang kini mendampingi keluarga korban mendesak pihak kepolisian cepat mengusut kasus dugaan pemerkosaan tersebut.
Mutmainnah menjelaskan, pasca kasus ini terkuak dimedia massa kondisi korban semakin terpuruk dan mengalami trauma.
“Saat ini korban sedang mengalami trauma sejak mencuatnya di media massa,” terangnya, Selasa (22/12).
Mutmainnah menuturkan, pihak keluarga korban mengungkap kasus tersebut dimedia massa lantaran merasa penanganan polisi sangat lamban.
“Tapi yang jelas bukan tidak ditangani yaa, hanya saja penangannya mungkin yang lama,” ucapnya.
“Sat ini saya fokus penyembuhan psikis korban,” imbuh Mutmainnah.
Pihak kepolisian melakukan visum ulang untuk melengkapi barang bukti. Sebab, visum pertama kali dilakukan dibidan desa, sehingga hasil kurang bagus.
“Kemarin korban dilakukan visum ulang di RSUD Bangkalan dan hasilnya sudah keluar,” ujarnya.
Mutmainnah berharap pihak kepolisian tidak pandang bulu untuk menangkap pelaku pelecehan seksual, agar tidak terulang kembali kasus serupa.
“Siapapun pelakunya, karna ini sudah menyebar kemana-mana, maka kita akan kawal kasus ini hingga tuntas,” tegasnya.
Sementara itu, Kanit Reskrim Polsek Blega Aipda Khusairi enggan menjelaskan secara detail progres penanganan kasus tersebut.
Khusairi hanya menyampaikan bahwa pihaknya sudah mengirimkan Surat Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penyidikan (SP2HP) kepada pihak korban.
“Sudah saya kirim SP2HP ke korban, silahkan konfirmasi ke korban,” singkatnya saat dihubungi.
Penulis: Imam
Editor: Aida