Bangkalan, Korek.id – Pengajuan gelar kepahlawanan Syaikhona Mohammad Kholil (Mbah Kholil) telah memasuki tahap seminar naskah akademik.
Seminar dalam rangka gelar usul kepahlawanan Syaichona Mohammad Cholil yang di gelar Pendopo Agung Kota Bangkalan.
“Jadi, tadi kita saksikan bersama bahwa usulan ini datang dari lapisan masyarakat,” ujar Bupati Bangkalan R Abdul Latif Amin Imron, usai ikuti Seminar Nasional, Senin (25/1).
Usulan gelar kepahlawanan itu selain datangnya dari masyarakat, Ra Latif mengaku harus datang dari ahli waris, dan itu sudah dilakukan oleh keluarga Syaikhona Moh. Kholil.
Selain itu, kata Ra Latif, menurut rekomendasi dari Kementerian Sosial (Kemensos) dan Dinas Sosial Jawa Timur, bahwa harus ada administrasi yang harus dilengkapi.
“Salah satunya yang harus dilengkapi, adalah foto atau sketsa dari Mbah Kholil,” tuturnya.
Selain itu, Bupati mengaku sudah mendukung sejak awal, bahkan sejak tahun 2019 pihaknya sudah menganggarkan melalui Dinas Sosial Bangkalan.
Anggaran itu, digunakan untuk mengumpulkan manuskrip dari Mbah Kholil yang tersebar di seluruh Indonesia.
Adapun adanya usulan dari masyarakat tadi agar Pemkab menganggarkan ulang terkait manuskrip yang katanya ada di Pemerintahan Negara Belanda, pihaknya akan kaji ulang nanti.
“Nanti akan kami kaji ulang bersama, Pak Wabub, Sekda dan Dinas terkait,” ungkapnya.
Selanjutnya, Bupati akan melakukan pengajuan gelar pahlawan itu pada Bulan April mendatang kepada Kemensos.
“Karena September nanti Gelar pahlawan sudah keluar,” kata dia.
Untuk itu, Ra Latif mohon dukungan dari lapisan masyarakat agar pengajuan gelar pahlawan ini bisa diterima oleh pemerintah pusat.
“Mohon dukungannya kepada seluruh masyarakat Madura agar Mbah Kholil ini segera menjadi pahlawan Nasional,” ungkapnya.
Sementara itu Muhaimin ketua Tim Kajian Akademik dan Biografi Syaikhona Muhammad Kholil, saat ini sudah berada di tahap seminar yang selanjutnya, akan dilakukan pengajuan ke Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur.
“Akan kami selesaikan prosedur administratif, pertama dokumen akademiknya, kedua biografi, lalu yang ketiga riwayat hidup perjuangan secara kronologis dan yang keempat dokumen pendukung,” ujarnya.
Saat ini, pihaknya mengaku, tiga administrasi yang sudah ia lengkapi, tinggal satu dokumen pendukung yang saat ini sedang dalam proses.
“Dokumen pendukung itu, pertama memuat tentang jejak manuskrip, biografi, nama jalan dan jurnal-jurnal yang memuat Mbah Kholil,” ungkap dia.
Serta Buku ilmiah baik dari Pondok Pesantren, tokoh masyarakat, dunia perguruan tinggi maupun organisasi masyarakat yang lain.
“Itu akan kami kumpulkan,” lanjutnya.
Sementara untuk nama ibu dari SyaiKhona Moh. Kholil, hingga saat ini belum ia temukan, namun hal itu akan ia kosongkan, sebab itu bukan syarat yang sangat krusial.
“Tapi alhamdulillah kalau makam, itu sangat krusial, dan makam Mbah
kholil sudah ada bukti otentiknya,” jelas dia.
Kalau untuk karya tulis dari Mbah Kholil, pihaknya mengaku yang ditemukan ada sekitar 21 kitab yang ditulis oleh Mbah Kholil.
“Karya beliau ditemukan, pada usia sekitar diatas 70 tahun, dan sekitar 21 kitab yang ditemukan,” tutupnya.
Penulis: Imam
Editor: Aida