Objek Desa Wisata Mulai Berkembang di Bangkalan

Tampak berbagai macam destinasi di pantai Tlangoh

Bangkalan, Korek.id – Destinasi wisata di Kabupaten Bangkalan mulai bergeliat. Mulai dari sektor wisata alam, wisata buatan, hingga wisata religi.

Pada tahun 2020 saja wisata alam dan wisata buatan bermunculan. Salah satunya wisata alam di pantai Tlangoh Kecamatan Tanjungbumi, Kabupaten Bangkalan.

Bacaan Lainnya

Pantai pasir putih yang membentang sepanjang sekitar 2 KM kini terlihat indah. Bukan hanya bersih, tetapi juga dihiasi beraneka spot foto selfi menarik, serta dimanjakan permainan air hingga sepeda motor pantai.

Kepala Desa Tlangoh, Kudrotul Hidayat menerangkan, pantai Tlangoh memang dikonsep wisata konsep keluarga, sehingga anak- anak bisa bermain bebas dipesisir pantai dengan pengawasan orang tua.

“Konsepnya memang wisata keluarga. Jadi anak-anak bebas bermain, orang tua mengawasi dan menikmati,” kata Kudrotul, Selasa (5/1).

Pantai Tlangoh sudah dilengkapi petugas kebersihan dan penjaga pantai. Penjaga pantai ini tugasnya bukan hanya mengawasi agar pengunjung menjaga keamanan dan kebersihan, menolong jika ada insiden, namun juga memastikan tidak ada yang berbuat tak senonoh di pantai Tlangoh.

“Boleh saja datang bawa pacar. Tapi jangan macam-macam. Kami punya petugas penjaga pantai yang mengawasi perilaku pengunjung,” tambah Kedes Tlangoh itu.

Kudrotul menjelaskan, pantai Tlangoh sudah terkenal sejak lama karena diyakini warga Bangkalan dan sekitarnya punya khasiat bisa menyembuhkan segala penyakit. Mereka yang ingin sembuh dari sakit gatal-gatal hingga stroke biasanya berendam sejak pagi buta hingga matahari bersinar.

“Mereka baru boleh mandi air tawar setelah air hasil berendam menguap tuntas atau bersih,” kata Kundrotul.

Sebelumnya, kondisi Pantai Tlangoh kata Kudrotul sangat memperihatinkan karena dipenuhi sampah. Inisiatif Kepala Desa dan pemuda setempat berpikir untuk dijadikan destinasi wisata unggulan di Bangkalan.

“Karena itulah kami di awal tahun 2020 mendiskusikan dengan teman-teman PHE-WMO. Ternyata mendapat sambutan, dan bahkan dukungan serta bimbingan,” ucapnya.

Destinasi wisata baru ini dibuka sekitar 7 bulan lalu, atau tepatnya sekitar bulan Mei 2020. Dibuka ditengah kondisi pandemi Covid-19.

“Covid-19 tidak menghalangi semangat anak-anak muda di Desa Tlangoh untuk bangkit,” tuturnya.

Dukungan PHE-WMO, bersama perangkat desa dan pemuda setempat yang tergabung dalam Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata), mengubah pantai yang kumuh menjadi destinasi wisata keluarga unggulan.

Kini setidaknya ada 100 warga Desa Tlangoh yang hidup dari tempat wisata ini, mulai jadi penjaga pantai, petugas kebersihan, penjaga parkir, penjaga pintu masuk, penjual tiket, penjaga toiled, penjaga warung hingga pemilik warung.

Suasana pantai Tlangoh

“Kami masih menabung untuk menambah wahana foto selfie dan mengembangkan permainan laut seperti parasailing, banana boat dan sejenisnya,” kata Kudrotul.

Memunculkan kemandirian dan berkelanjutan serta dijalankan dalam sebuah mekanisme partisipatif yang melibatkan para pemangku kepentingan di Tlangoh, melengkapi keberhasilan PHE-WMO saat mengembangkan Taman Pendidikan Mangrove (TPM) Labuhan, Program Wisata Laut Labuhan, Eco Edufarming Bandangdaja. Empat program unggulan itulah yang mengantarkan PHE-WMO meraih Proper Emas di tahun 2020 lalu.

“Program ini menitikberatkan pada sektor wisata melalui pengembangan pariwisata di pesisir utara Bangkalan, Jawa Timur dengan target mewujudkan One Belt One Road (OBOR) pariwisata setempat,” kata General Manager PHE WMO Dwi Mandhiri.

Proper Emas tahun diberikan pada PHE-WMO karena dinilai berhasil mengimplementasikan dengan baik kinerja lingkungan di internal perusahaan melalui upaya dan inovasi-inovasi sektor sumber daya alam, serta kontribusi di eksternal perusahaan melalui payung program pemberdayaan ekonomi masyarakat berbasis pengelolaan lingkungan potensi alam di Bangkalan.

Menurut Dwi Mandhiri, selain fokus pada pengembangan pariwisata di Pantau Utara, PHE WMO selama 2020 juga menyalurkan bantuan pendidikan untuk 199 siswa di Kecamatan Tanjungbumi, bantuan 3136 paket sembako untuk nelayan Desa Macajah, Tlangoh, Banyusangka dan Klampis Barat.

Selain itu juga membantu UMKM Desa Bandangdajah PIRT hasl bumi serta penyediaan usaha instalasi air isi ulang. Sementara bantuan pengembangan usaha nelayan di Desa Tlangoh dan Klampis Barat berupa alat tangkap rajungan.

Untuk bantuan fisik, antara lain, diwujudkan lewat renovasi jalan rusak di Desa Alas Kembang dan Banyusangka. Salah satu program lainnya adalah penyediaan tempat sampah segregasi untuk mendukung program sekolah lingkungan.

Dwi Mandhiri bersyukur dan bangga, karena pada tahun ini PHE WMO kembali meraih predikat Emas yang sebelumnya pernah dua kali diterima pada 2016 dan 2017. Penghargaan ini dapat diraih atas kerjasama yang baik, antara perusahaan dan masyarakat sekitar dalam implementasi program-program di bidang lingkungan dan pengembangan masyarakat.

“PHE WMO terus berupaya mengembangkan program yang memunculkan kemandirian dan berkelanjutan serta dijalankan dalam sebuah mekanisme partisipatif yang melibatkan para pemangku kepentingan,” kata Dwi Mandhiri.

Kini setelah keberhasilan itu, masih ada pantai lain yang menunggu sentuhan tangan dingin PHE WMO untuk didorong menjadi energi kebangkitan ekonomi dan kemandirian masyarakat pesisir Utara Madura. Diantaranya adalah Pantai Pandela Lajing, Pantai Tengket Sepulu, dan Pantai Biru Telagabiru.

Posisi pantai-pantai itu sesuai dengan semangat PHE WMO program One Belt One Road (OBOR) pariwisata Bangkalan. PHE WMO yang selama ini telah menghasilkan energi untuk negeri melalui produksi minyak dan gas, ingin menjadi energi pemberdayaan ekonomi masyarakat Bangkalan.

Penulis: Rusdi
Editor: Aida

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *