Penulis: Ach. Muntasir
_Pemerhati Sosial Politik_
Kejayaan Madura Barat (Bangkalan-Sampang) merujuk pada periode sejarah di Madura, sebuah pulau di Indonesia yang terkenal dengan kekayaan budaya dan sejarahnya. Periode ini mencakup berbagai aspek, termasuk politik, ekonomi, dan budaya, yang berkontribusi pada perkembangan dan kemakmuran wilayah tersebut.
Salah satu kerajaan yang terkenal di Madura Barat adalah Kerajaan Bangkalan (Raden Segara atau Tumenggung kala gemet). Bangkalan sebenarnya pernah menjadi pusat kekuasaan dan pusat perekonomian maritim dan agraris.
Bahkan Kejayaan Madura barat, dulu bersaing dengan wilayah lainnya seperti Surabaya dan Pekalongan. Tetapi, setelah perang cakraningrat IV melawan Belanda berakhir, Belanda dengan sengaja membumihanguskan Madura barat (Bangkalan-Sampang).
Bukan hanya Keraton, akses niaga bandar-bandar pelabuhan ditutup paksa oleh Belanda. Sejak saat itu, rakyat Madura barat dimiskinkan dan dibodohkan dengan sistem dan cara keji oleh Belanda.
Mulai saat itu, rakyat Madura barat begitu benci dengan yang berbau Belanda, mereka juga menutup diri seperti suku Samin, Suku Baduy yang hidup di pedalaman.
Tidak hanya sampai disitu, setelah Orde Baru, Madura barat juga masih sangat anti terhadap sistem yang dibangun oleh Belanda dan Pemerintahan. Rakyat lebih memilih pesantren tradisonal untuk pendidikan anak-anaknya, dan mereka juga lebih memilih berniaga serta merantau daripada turun jadi pegawai pemerintah.
Sehingga mulai saat itu Madura barat pemerintahannya banyak diisi oleh orang luar seperti Pamekasan dan Sumenep.
Dalam konteks Pilkada Bangkalan, pergeseran kekuasaan Madura barat (Bangkalan) sepertinya akan kembali pada jaman orde baru.
Dimana masyarakatnya acuh tak acuh terhadap nasib pemerintahan di Daerahnya, sehingga sangat berpotensi orang luar daerah (madura timur) menguasai kembali Madura barat. Ini tentang kesadaran kolektif, tentang egosentris untuk menyelamatkan daerah kita dari kekangan orang luar.
Setelah Kiai Faud Amin Wafat, Bangkalan tidak punya aji, tidak punya tokoh pengimbang gerakan politik luar daerah untuk menguasai Bangkalan. Karena Bangkalan sangatlah strategis, mulai dari letak geografis dan potensi ekonominya, sehingga menjadi rebutan para politisi luar daerah.
Kita butuh pemimpin yang tegas dan punya komitmen membangun Bangkalan, kita tidak butuh pemimpin yang bisa di remote kontrol dari Madura timur.
*Penulis adalah Ach. Muntasir (Pemerhati Sosial Politik)*