Seruan Boikot MUI Tak Mempan, Produk Prancis Masih ‘Mejeng’ di Mini Market

Contoh produk Prancis yang masih di jual di minimarket

Jakarta, Korek.id – Seruan boikot produk Prancis menggema di berbagai negara. Di Indonesia, seruan boikot produk Prancis juga disampaikan Majelis Ulama Indonesia (MUI). Meski seruan semakin kencang, produk-produk Prancis masih ‘mejeng’ di rak minimarket.

Dilansir detikcom, Selasa (3/11), minimarket yang menjual produk Prancis itu salah satunya Alfamart di kawasan Rawa Belong, Jakarta Barat. Di mini market ini masih tampak produk-produk Prancis dipajang.

Bacaan Lainnya

Toko ini tidak tampak memboikot produk asal Prancis sebagaimana toko-toko yang melakukan boikot dan viral. Susunan barang yang dipajang seperti biasanya.

Tampak di rak produk-produk Prancis seperti produk air minum Aqua, susu SGM, hingga Garnier. Tak jauh dari minimarket tersebut ada Alfamidi. Senada, produk yang dijual pun tak jauh beda dengan Alfamart sebelumnya.

Bukan hanya itu, 212 Mart di Rawa Belong, Jakarta Barat juga masih menjual produk yang disebut-sebut produk Prancis seperti Aqua dan susu SGM. Penjaga toko mengaku, belum ada arahan dari pemilik untuk tidak menjual produk-produk tersebut.

“Belum ngomong apa-apa. Nggak banyak di sini cuma Aqua sama susu SGM,” katanya.

Saat ditanya soal desakan boikot produk Prancis, ia tak mempermasalahkan. Menurutnya, itu tergantung pemilik toko.

“Kalau saya sih nggak apa-apa. Cuma saya kan kerja di sini sesuai ibunya (yang punya) aja sih,” tambahnya.

Mengutip CNBC Indonesia, nilai ekspor produk-produk Prancis yang ke Indonesia mencapai US$ 1,68 miliar pada 2018. Di tahun berikutnya, nilai ekspor produk Prancis ke RI naik menjadi US$ 1,8 miliar atau setara dengan Rp 26,1 triliun (kurs Rp 14.500).

Hubungan dagang Indonesia dengan Prancis memang tidak sebesar dengan negara-negara Uni Eropa lainnya seperti Italia dan Jerman.

Produk Prancis yang paling banyak diimpor Indonesia adalah pesawat terbang dan komponennya yang mencapai lebih dari 45% dari total impor. Prancis sendiri memiliki perusahaan manufaktur pesawat terbang bernama Airbus yang bermarkas di Toulouse. Berbagai maskapai Indonesia menggunakan pesawat tersebut.

Selain itu ada juga produk medis yang diimpor dari Prancis hingga bahan baku industri terutama untuk mesin dan peralatan listrik. Tak hanya itu produk-produk konsumen seperti minuman beralkohol, air dadih hingga kosmetik dan perawatan diri juga didatangkan RI dari Prancis.

Untuk produk kecantikan asal Prancis cukup tenar di Indonesia, yakni L’Oreal hingga Garnier. Sementara untuk produk makanan ada merek-merek tenar seperti Danone hingga Kraft yang produknya banyak tersebar di jaringan minimarket dan supermarket di Indonesia.

Produk Prancis yang masuk ke Indonesia juga menyentuh sektor otomotif seperti Renault dan Peugeot. Ada juga Total dan Elf di sektor energi.
Produk-produk Prancis yang juga sangat tenar di Indonesia adalah merek-merek high end seperti Louis Vuitton, Chanel, Hermes, Yves Saint Laurent. Ada juga merek fashion lainya seperti Lacoste dan Pierre Cardin.

BPS mencatat sepanjang Januari-Juli 2020 nilai total impor dari Prancis mencapai US$ 682 juta, turun 17% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Produk yang diimpor Indonesia antara lain, senjata dan peluru 282,029 kg, senilai US$ 71,9 juta. Selain itu, pulp and waste paper 111,8 juta kg, senilai US$ 45,9 juta. Juga ada impor mesin dan motor termasuk suku cadang 699.281 kg senilai US$ 436 juta.

Tercatat juga produk kesehatan dan farmasi sebanyak 681.044 kg, nilainya US$ 33,9 juta. Produk lainnya yaitu kedelai 120.743 kg nilainya US$ 73.370. Indonesia juga mengimpor mentega 286.790 kg nilainya US$ 238 juta.

Penulis: Redaksi
Sumber: detik.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *