Bangkalan, Korek.id – R. Abdul Latif Amin Imron dan Mohni dua tahun memimpin Kabupaten Bangkalan. Harapan baru kepemimpinan mereka sempat terpanjatkan untuk kemajuan kota dzikir dan sholawat. Lebih-lebih menggenjot perekonomian.
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bangkalan pada tahun 2019 relatif rendah yakni 1,03 persen. Mengalami penurunan yang sangat drastis dibandingkan tahun sebelumnya. Sebab, pada tahun 2018 pertumbuhan ekonomi Bangkalan mencapai 4,22 persen.
Perlambatan pertumbuhan ekonomi kabupaten paling ujung barat di pulau Madura itu disebabkan menurunnya kinerja pada sektor ekonomi lapangan usaha pertanian dan perikanan.
Angka pengangguran pun mengalami peningkatan. Pada tahun 2018 tingkat pengangguran terbuka di Bangkalan 4,48 persen. Lalu naik menjadi 5,84 persen pada tahun 2019. Belum ditambah angka pengangguran akibat pandemi Covid-19 yang terjadi sejak awal 2020. PHK maupun karyawan dirumahkan cukup banyak.
Upaya membangkitkan perekonomian maupun membuka lapangan kerja baru belum terlihat pada kepemimpinan Ra Latif-Mohni. Lalu apa yang sudah mereka buat selama dua tahun memimpin Bangkalan?
Mengulas potensi ekonomi di Bangkalan sudah banyak diperbincangkan, karena memang cukup banyak. Mulai dari sektor pariwisata, baik wisata alam, wisata religi hingga wisata kuliner. Wisata yang cukup terkenal di Bangkalan adalah Makam Mbah Kholil dan kuliner Bebek khas Bangkalan.
Tak hanya itu, potensi disektor pertanian selama ini menjadi tumpuan masyarakat untuk bertahan hidup. Maka perlu perhatian khusus oleh pemerintah.
Wabah pandemi Covid-19 memang menghambat pembangunan hampir diseluruh kabupaten/kota di Indonesia. Namun, keseriusan memutus mata rantai virus corona itu harus benar-benar dilakukan.
Pemerintah akhir-akhir ini fokus terhadap pemulihan ekonomi. Sebab itu, Pemkab harus serius merealisasikan program pemulihan ekonomi, bukan hanya untaian kata dan kegiatan seremonial semata.
Kepala Pusat Penelitian dan Inovasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif LPPM Universitas Trunojoyo Madura (UTM) Eni Sri Rahayuningsih menyampaikan, penurunan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Bangkalan disebabkan menurunnya konsumsi masyarakat.
Selain itu, rendahnya investasi juga menjadi penghambat laju pertumbuhan ekonomi kota salak.
“Iklim investasi di Bangkalan tidak kondusif sehingga investasi juga cenderung rendah,” tutur dosen ilmu ekonomi UTM itu.
Eni menambahkan, untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi dan mengurangi angka pengangguran, maka Pemkab Bangkalan harus membuka lapangan kerja baru seluas-luasnya.
“Buka lapangan kerja seluas-luasnya dengan cara pengembangan desa wisata berbasis masyarakat,” kata dia.
“Jika desa wisata berkembang maka secara otomatis usaha mikro juga ikut berkembang,” imbuh Eni.
Penulis: Rusdi
Editor: Aida
Sumber: Data BPS Jatim